5.31.2011

aku dan lelaki itu #3


Hening, saat itu aku sedang sendirian di kamar. Membayangkan dirinya yang kini pasti sudah bahagia dengan yang lain, “ah,sudahlah. Bukankah ini yang aku percaya sebagai cinta?” pikirku.
Sebenarnya sampai sekarang pun aku tak henti menyalahkan diriku sendiri. Mengumpat apa yang telah aku lakukan padamu sepuluh tahun yang lalu. Jika kau memang masih mengingatnya, pagi ini ingin sekali aku menemuimu dan meminta maaf. Maaf karena telah begitu tak memedulikanmu, maaf karena begitu menyakitimu. Itu kalau kau ingat, tapi kau tak akan ingat. “iya kan?” kataku sendiri kemudian aku tersenyum kecut.

“Itu salahmu, kau terlalu egois sayang. Jangan salahkan aku kalau aku akhirnya meninggalkanmu kala itu” sisi lain diriku menyalahkanmu. Aku tak tahu, hari-hariku sangat tidak produktif, hanya untuk memikirkanmu, haha, lama-lama seperti ini aku bisa gila. Lebih baik aku meninggalkan pekerjaanku sekarang saja. Aku mau pindah, pindah jauh ke tempat dimana aku bisa melupakanmu. Tidak seperti tempat ini yang memiliki banyak cara untuk memutar kembali memori tentang kita

dan aku ingat yang kau kata "inilah cinta sayang, dia adalah kekuatan egoisme, pertahankan dan jaga perasaan semampumu". Kembali aku tersenyum kecut, kali ini aku memandang cermin yang melirikku.

No comments:

Post a Comment