Kamu ingat kapan aku mulai memanggilmu dengan menambahkan "ku" di akhir namamu?
Kamu ingat kapan pertama kali kamu tau nama apa yang aku berikan untukmu di handphone-ku?
Aku lupa. Aku hanya ingat setelah itu kamu tersenyum dan meninggalkanku. Katamu kamu segera kembali.
Drrt, handphone-ku bergetar, layarnya memunculkan nama panggilanmu. Satu pesan baru. "Terimakasih untuk semuanya. Aku takut tidak bisa membuatmu bahagia. Aku masih meraba apa yang akan aku lakukan besok. Aku tidak mau melibatkanmu."
Aku memcoba mengingat mengapa saat itu aku bisa merasakan dunia yang berotasi. Teriakan memekakkan telingaku. Aku memutuskan untuk berlari mencarimu sebelum akhirnya niatku kuurungkan. Satu pesan lagi darimu. "Kamu dengan jalanmu. Ikuti kata hatimu. Aku yakin lelaki sepertimu akan bisa mewujudkan mimpi-mimpi yang kamu ciptakan sendiri. Semoga waktu mempertemukan kita lagi"
"Kamu mengajarkanku untuk mengingat. Apapun. Aku janji akan mencoret satu per satu mimpi, yang kita tuliskan di lembar terakhir binder kuliahku. Yang diatasnya kamu beri judul "duet". Mencoret mimpiku dulu. Aku akan menyelipkan dua mimpi lagi disitu: menemukanmu dan menikahimu. Jaga diri baik-baik. Kita tidak saling menunggu."
seperti yang sering diucapkan mereka "kalau jodoh tak lari kemana"
No comments:
Post a Comment