2.28.2016

Cemburu

Aku sudah merasa salah bahkan sebelum aku bertemu denganmu.
Bertemu dengannya yang suka mengintip keseharianku lewat baris kata-kata yang aku tulis tak tentu bukanlah mauku. Mendengar suaranya melalui lagu yang, katanya, ia ciptakan sendiri dari tulisanku juga bukan kuasaku.
Lalu kamu tau? Kamu memaafkan tanpa kuminta. Kamu merangkulku hanya karena aku menunduk malu di depanmu.
Kamu menertawakanku yang begitu kekanak-kanakan merengek agar kau melupakan apa saja yang baru saja aku katakan. Dahimu mengerut saat aku berkata "tidak lucu" sambil memalingkan wajahku dari bianglala sederhana yang kini sudah tak berputar untuk menatapmu. Kau kemudian meraih kedua tanganku untuk kau goyangkan ke kanan dan ke kiri. Membuatku makin sebal. Tapi aku melihatmu berusaha, demi membuatku kembali tertawa seperti sebelum topik tentang dia kau bahas.
Maaf.
Untuk apa?
Karena harusnya kau melihatku dalam bahagia semalaman ini.
Jangan ada dia.
Tak akan pernah.
Kau tidak menerima maafku. Kau hanya mencium punggung tangan kananku. Manis. Manis sekali.

No comments:

Post a Comment