Kau sungguh berantakan. Kalau ingin semuanya ada,
harusnya kau siapkan jauh-jauh supaya saat terburu-buru, kau tak perlu
mengacak isi lemari dan menggerutu.
Kamu tak hati-hati. Seringkali aku menjatuhkan barang dan melakukan banyak kecerobohan yang tak jarang membuatmu menghela nafas panjang. Tapi aku merasa aku berhati-hati. Sedang kau, sudah berapa kali tak kau perhatikan kanan kirimu saat menyetir sehingga kakiku menjadi korban? Bagaimana bisa kau jatuh dari motor sampai sesak dadamu tapi kau tak cerita? Bagaimana bisa kunci pintu kau patahkan sedemikian rupa?
Tapi kau lucu. Sering membuatku menangis tanpa malu. Sering memelukku walau kadang aku pura-pura tak mau. Menyiapkan makan untukku padahal kau sedang tak bisa menerima sikapku.
Bagaimana bisa aku kehilanganmu? Bagaimana jika suatu ketika kau memilih meninggalkanku? Bagaimana jika akhirnya kau berhenti menyejukkanku?
Aku takut sampai ingin menangis.
Tapi kemudian tertawa.
Karna katamu "mana mungkin aku berhenti menyayangimu, memulainya saja belum pernah".
Kamu tak hati-hati. Seringkali aku menjatuhkan barang dan melakukan banyak kecerobohan yang tak jarang membuatmu menghela nafas panjang. Tapi aku merasa aku berhati-hati. Sedang kau, sudah berapa kali tak kau perhatikan kanan kirimu saat menyetir sehingga kakiku menjadi korban? Bagaimana bisa kau jatuh dari motor sampai sesak dadamu tapi kau tak cerita? Bagaimana bisa kunci pintu kau patahkan sedemikian rupa?
Tapi kau lucu. Sering membuatku menangis tanpa malu. Sering memelukku walau kadang aku pura-pura tak mau. Menyiapkan makan untukku padahal kau sedang tak bisa menerima sikapku.
Bagaimana bisa aku kehilanganmu? Bagaimana jika suatu ketika kau memilih meninggalkanku? Bagaimana jika akhirnya kau berhenti menyejukkanku?
Aku takut sampai ingin menangis.
Tapi kemudian tertawa.
Karna katamu "mana mungkin aku berhenti menyayangimu, memulainya saja belum pernah".
No comments:
Post a Comment