12.25.2020

Catatan 28 26 tahun

Sampai habis sisa tahun-tahunku, dua tahun yang sudah hilang tak akan pernah bisa kembali. Tahun-tahun sebelumnya tak akan pernah bisa kuubah lagi.

Seperti mantra, kurapal tiap hari agar aku mengerti dan bisa berjalan lagi, terutama denganmu. Tentu tanpa melupakan dua tahun yang seharusnya tak seperti itu karena melupakan (walau aku lakukan pelan-pelan), sangatlah menyesakkan.

Bukannya aku sering merasa sendiri karena kau tak ada. Tapi saat segala kenangan buruk mulai memekakkan telinga, aku lari dan sesaat menurutku lebih baik aku sendiri saja. Meski pada akhirnya aku lari lagi, padamu, pada pelukmu yang selalu menenangkan tangisku yang susah diam.

Aku belum rela mengatakan pada diriku sendiri bahwa usiaku baru, sudah 28 tahun.
Aku membohongi diriku bahwa tahun ini aku menginjak 26 tahun, karena aku pernah mati dan diberi kesempatan hidup lagi. Hidup kedua kali. (Harusnya) Hidup lebih baik lagi.

Sepanjang tahun, setiap hari aku bergelut dengan kenangan buruk yang kadang cukup untuk membuatku melamun beberapa detik saja, kadang juga bisa membuat sesak di dada.
Setidaknya, satu tahun belakangan ini aku bisa menanganinya dengan lebih baik.
Salah satu hal yang kupelajari: Semakin aku memikirkannya, semakin aku tersiksa.
Kini, aku ingin lebih mengabaikan setiap memori kelam yang muncul di kepala. Aku ingin lebih berdamai dan memaafkan, terutama diriku sendiri. Aku juga ingin meminta maaf pada orang-orang yang sepertinya sakit karena aku sampai saat ini. Aku tidak tahu bagaimana caranya tapi aku ingin bayangan wajah-wajah mereka hilang dan tidak pernah menggangguku lagi. Aku ingin tahun depan dan seterusnya menjadi lebih baik lagi.

Terlalu panjang aku menulis tentang masa lalu yang buruk itu, sekarang saatnya hal-hal baik dan manis kuceritakan.

Tahun ini, aku benar-benar menemukan nyaman. Setidaknya jika suatu saat aku hilang arah, aku tahu kemana aku harus datang.
Kamu dan cinta. Memenuhi hari-hariku, duniaku, kosongku, semuanya. Kebersamaan kita membuat duniaku makin luas, impianku makin terasa dekat dan alasanku untuk tetap bertahan semakin besar.
Aku bahagia tumbuh bersamamu. Berbagi denganmu. Tertawa dan menangis bersamamu. Walau seringkali aku masih sering menghabiskan waktu untuk tidur dan tidak berbuat banyak untuk kita.

Tahun ini, aku akan memulai perjalanan baru. Aku akan menjalaninya dengan baik.

Tahun ini, aku merasa lebih sabar dan belajar darimu yang selalu percaya bahwa segala sesuatu tak perlu dikhawatirkan.

Semoga, hatiku makin damai dan niatku makin kuat. Semoga, jalanmu makin lancar dan tekadmu makin besar.

Semoga kita segera kembali didekatkan dengan cara yang baik.
Semoga, seperti doamu, kita semakin bisa berjalan beriringan sampai akhirnya bersama seutuhnya.

No comments:

Post a Comment