2.24.2024

Mencintai Manusia

Terlena

Satu kata yang pertama terlintas

Setelah dua kata tertulis di atas


Rasanya semuanya sangat mudah

Kurasa semuanya sangat membahagiakan

Ternyata aku lupa kau juga bisa lelah

Nyatanya kau hanya manusia yang kudewakan


Aku mencintaimu, sungguh

Aku ingin selalu dipeluk kuatmu, memelukmu yang rapuh

Kau mencintaiku, katamu

Terdengar sangat keras di telingaku yang jauh

Terasa sangat hangat di kepalaku yang keruh


Aku tidak bisa memahami apakah saat ini kau sedang melangkah sendiri

Atau membiarkanku mendahului

Aku tidak melihatmu berjalan di sampingku lagi

Kau tidak ada di manapun aku mencari


Jika memang bukan saat ini, mungkin suatu hari nanti

Pada akhirnya, kau hanya manusia yang sama sepertiku

Kita hanya berbeda, kita satu tapi dua individu

Jika memang bukan saat ini, mungkin suatu hari nanti


Aku mencintaimu dengan segala kemanusiawianmu

Aku menunggumu dengan seluruh sisa waktuku



2.27.2023

Suatu hari

Dinginnya sore ini memelukku

Anginnya menggenggam kedua tanganku

Rasanya hatiku perlahan membeku

Pandangan mataku semakin sayu


Entah bagaimana tapi kau tiba-tiba muncul dengan hangatmu


Sayang,

Apakah mimpi-mimpi yang jauh di sana 

Apakah bahagia yang entah dimana

Suatu hari akan merengkuh kita?

8.24.2022

?

 ...
Salahkah kalau aku ragu?
Salahkah kalau aku selalu tak tahu?
Salahkah kalau aku terlalu bergantung padamu?

...
Yang dulu-dulu terus membayangiku
Yang saat ini terlalu menakutkan bagiku
Tapi aku tak begitu mengkhawatirkanku

...
Aku hanya
Tak tahu

Salahkah kalau aku, aku?

12.25.2020

Catatan 28 26 tahun

Sampai habis sisa tahun-tahunku, dua tahun yang sudah hilang tak akan pernah bisa kembali. Tahun-tahun sebelumnya tak akan pernah bisa kuubah lagi.

Seperti mantra, kurapal tiap hari agar aku mengerti dan bisa berjalan lagi, terutama denganmu. Tentu tanpa melupakan dua tahun yang seharusnya tak seperti itu karena melupakan (walau aku lakukan pelan-pelan), sangatlah menyesakkan.

Bukannya aku sering merasa sendiri karena kau tak ada. Tapi saat segala kenangan buruk mulai memekakkan telinga, aku lari dan sesaat menurutku lebih baik aku sendiri saja. Meski pada akhirnya aku lari lagi, padamu, pada pelukmu yang selalu menenangkan tangisku yang susah diam.

Aku belum rela mengatakan pada diriku sendiri bahwa usiaku baru, sudah 28 tahun.
Aku membohongi diriku bahwa tahun ini aku menginjak 26 tahun, karena aku pernah mati dan diberi kesempatan hidup lagi. Hidup kedua kali. (Harusnya) Hidup lebih baik lagi.

Sepanjang tahun, setiap hari aku bergelut dengan kenangan buruk yang kadang cukup untuk membuatku melamun beberapa detik saja, kadang juga bisa membuat sesak di dada.
Setidaknya, satu tahun belakangan ini aku bisa menanganinya dengan lebih baik.
Salah satu hal yang kupelajari: Semakin aku memikirkannya, semakin aku tersiksa.
Kini, aku ingin lebih mengabaikan setiap memori kelam yang muncul di kepala. Aku ingin lebih berdamai dan memaafkan, terutama diriku sendiri. Aku juga ingin meminta maaf pada orang-orang yang sepertinya sakit karena aku sampai saat ini. Aku tidak tahu bagaimana caranya tapi aku ingin bayangan wajah-wajah mereka hilang dan tidak pernah menggangguku lagi. Aku ingin tahun depan dan seterusnya menjadi lebih baik lagi.

Terlalu panjang aku menulis tentang masa lalu yang buruk itu, sekarang saatnya hal-hal baik dan manis kuceritakan.

Tahun ini, aku benar-benar menemukan nyaman. Setidaknya jika suatu saat aku hilang arah, aku tahu kemana aku harus datang.
Kamu dan cinta. Memenuhi hari-hariku, duniaku, kosongku, semuanya. Kebersamaan kita membuat duniaku makin luas, impianku makin terasa dekat dan alasanku untuk tetap bertahan semakin besar.
Aku bahagia tumbuh bersamamu. Berbagi denganmu. Tertawa dan menangis bersamamu. Walau seringkali aku masih sering menghabiskan waktu untuk tidur dan tidak berbuat banyak untuk kita.

Tahun ini, aku akan memulai perjalanan baru. Aku akan menjalaninya dengan baik.

Tahun ini, aku merasa lebih sabar dan belajar darimu yang selalu percaya bahwa segala sesuatu tak perlu dikhawatirkan.

Semoga, hatiku makin damai dan niatku makin kuat. Semoga, jalanmu makin lancar dan tekadmu makin besar.

Semoga kita segera kembali didekatkan dengan cara yang baik.
Semoga, seperti doamu, kita semakin bisa berjalan beriringan sampai akhirnya bersama seutuhnya.

11.21.2020

Ya

Jatuh cinta padamu seperti aku akhirnya suka pada Paris setelah beberapa saat membencinya


Tanpa aku sadari

Tiba-tiba

Begitu saja