12.30.2011

tiba-tiba saja


    Pagi ini aku tertiup angin, sebenarnya aku tak peduli darimana datangnya angin itu berhembus, yang aku ingin tahu adalah mengapa angin itu ada untuk menabrak laju jalan motorku. Sebenarnya aku berniat untuk mencari tahu apa gerangan penyebab cuaca yang akhir-akhir ini tak konsisten. Namun tiba-tiba saja aku ingat serangkai kata "kamu lebih kuat dari aku, jangan malu untuk menangis, kedewasaanmu tak diukur dengan air mata".
      Tiba-tiba saja aku merasa tertampar. Kamu tahu? Aku merindukanmu. Aku merindukan sapaan dan gurat senyummu di setiap pagiku bahkan sebelum aku menatapmu.
      Aku tersenyum kecut, rasanya sisa-sisa teh dalam mulutku tak jadi berasa manis. Pahit, pahit sekali seperti tatapanmu waktu kita bertemu di tempat-aku lupa dimana. Aku sadar aku tak lebih baik dari siapapun. Aku tak tahu bahwa langkahku selama beratus hari itu semuanya salah-dimatamu. Haha bodoh. Agaknya aku harus menuliskan semua kisah hidupku, salah, kisah imajinatifku dalam sebuah buku, cerpen, atau artikel ilmiah (?) agar aku bisa menyimpan bukti otentik bahwa kau pernah ada dalam penemuan larutan baru yang tak pernah kunamai. Atau lebih baik aku menyimpannya sendiri tanpa ada yang tahu tentang ini. Aku tak tahu. Sesegera mungkin akan kuputuskan. Ini tak penting bukan? Tiba-tiba aja aku berpanjang pikir seperti ini. Ya, hanya tiba-tiba.

No comments:

Post a Comment