Aku tadi bertemu dia. Sebentar. Aku bersikap biasa, seperti biasanya. Namun katamu aku penggoda. Aku tak peduli katamu. Aku kangen dia, teman lama yang sudah begitu banyak waktuku terlewatkan tanpa dia. Aku hanya ingin menyapanya, berbagi cerita dengannya, menyatukan canda kami berdua dalam suka, melepas rinduku, rindunya juga. Lalu kau diam. Kau menatapku begitu dalam. Matamu memerah. Ada kristal-kristal mengkilat dan hampir jatuh ke pelupukmu. Jatuh satu. "Kamu kenapa?" kataku. "Tidak apa-apa, pergilah, aku hanya ingin melihatmu tertawa, akhir-akhir ini aku jarang sekali melihatmu tertawa atau sekedar tersenyum manis padaku. Bolehkah aku mengikutimu? Dari jauh saja, saat kau berjalan dengan dia, teman lamamu itu, hanya untuk memastikan kalau kau memang bisa tertawa dengannya, hanya untuk memastikan bahwa kau tak apa" jawabmu panjang dengan aliran pecahan kristal matamu. Aku geram. Tak seharusnya kau seperti ini. Kau lelaki dan aku tak mau orang lain melihatmu selemah ini. Kau tetap memandangiku. Aku berlalu. Berbalik badan dan meninggalkanmu. "Hati-hati ya, aku mengkhawatirkanmu" lirihmu. Aku memperlambat langkahku. Agaknya otakku meminta sedikit waktu untuk berpikir. Aku berlari ke arahmu. Memelukmu. Mengumbar semua air mata yang ingin melihatmu, jatuh ke dada orang yang begitu sungguh-sungguh denganku, air mataku pasti sebahagia aku. Aku buktikan kali ini, otakku kalah lagi dengan hatiku.
i don't need that change, i do have you :)
No comments:
Post a Comment