Di tengah malam ini aku merindukanmu. Merindu sapamu, bodohmu, leluconmu yang kadang terlewat lucu dan juga acuhmu.
Di penyambut pagi ini aku menikmati bayangmu, mengepulkan asap rokok dan tak henti bercerita tentang begitu biasanya hari yang kau lalui. Itu pun setelah aku bertanya. Kau lebih suka mendengarkan daripada bercerita. Itu salahmu, salah yang kau limpahkan padaku dengan memanggilku "cerewet", padahal aku tak akan banyak cerita kalau kau mau mengambil separuh waktu kita untuk bercerita juga.
Di awal hari ini aku ingin menyelipkan sapaku untukmu, mungkin menjadi orang pertama yang mengucapkan selamat pagi dan mendoakan supaya harimu menyenangkan dan tentunya tak akan kau balas. Tapi entah kenapa aku takut melakukannya. Aku takut menelepon atau sekedar mengirim pesan untukmu. Mungkin karena kau sudah tak sendiri. Ada yang membantu menarik garis senyummu sekarang. Ada yang membantu meninabobokan kamu saat kamu susah tidur. Aku tau kamu sekarang begitu tenang dan bahagia. Aku juga turut merasakannya.
Andai saja kamu juga merasakan rindu ini. Saat ini aku menutup mata, mendoakanmu dengan segala daya yang aku punya, setiap harinya.
No comments:
Post a Comment